Breaking News

Pelajaran di Senja Hari: Sentuhan Kasih Satgas Si-Ipar di Tanah Sentani

Sentani-Di tengah senyapnya sore di Kompleks Bahtera Hebron, Kampung Doyo Baru, Distrik Waibu, terdengar tawa ceria anak-anak yang menggema bersama lantunan doa dan nyanyian alfabet. Bukan hari biasa. Rabu itu, langit Sentani seakan ikut bersaksi atas kehangatan yang hadir saat para personel Satgas Si-Ipar Ops Rasaka Cartenz 2025 datang membawa harapan dan pengetahuan, Rabu (14/05).

Dengan hati tulus dan semangat membara, Kasubsatgas Si-Ipar AKP Yonias Purwanto memimpin langsung kegiatan pembelajaran sederhana namun penuh makna. Bersama jajaran personel dari Polres Jayapura dan Banops, mereka melangkah ringan menuju komunitas kecil yang selama ini jarang tersentuh oleh kegiatan pendidikan formal.

Di sana, mereka disambut oleh senyum malu-malu dari para mama Papua dan tatapan penasaran anak-anak yang haus akan pengetahuan. Meski berpakaian seadanya dan duduk bersila di rerumputan, tak ada yang bisa menyembunyikan semangat belajar dari wajah-wajah muda itu—Agunte, Esira, Kalis, Doni, hingga Milka. Semua duduk rapi, menatap penuh harap pada para personel yang hari itu menjadi guru, saudara, dan teman bagi mereka.

Pelajaran dimulai dengan doa bersama. AKP Yonias membuka sesi dengan kelembutan suara yang menyentuh hati, disambung pengajaran huruf-huruf oleh Iptu Yuliani Tecuari, dan pengenalan angka serta warna oleh Brigpol Hartati dan Bripda Evelin Murni. Para mama Lisa, Temite, Yuliana, dan lainnya ikut menyimak, beberapa tampak mencoba mengeja huruf dengan bibir bergetar, matanya berbinar.

Kegiatan yang berlangsung lebih dari satu jam itu bukan hanya memberi pelajaran, tapi juga menyalakan lilin kecil harapan di tengah keterbatasan. Saat Briptu Hartati mulai mencatat nama dan umur anak-anak, ia juga mencatat mimpi-mimpi kecil yang mungkin selama ini tertidur mimpi untuk bisa membaca, menulis, dan mengenal dunia lebih luas.

Sebelum pulang, AKP Yonias dan tim menyampaikan terima kasih yang dalam kepada warga yang telah membuka hati dan rumah mereka. “Kami datang bukan hanya untuk mengajar, tapi untuk belajar tentang ketulusan dari warga di sini,” ujarnya penuh rasa.

Kegiatan diakhiri dengan pelukan hangat, lambaian tangan kecil yang belum ingin berpisah, dan secercah harapan baru yang tertanam di tanah Sentani bahwa pendidikan bukan hanya milik mereka yang tinggal di kota, tapi juga hak mereka yang tinggal jauh di pelosok, di bawah langit Papua yang biru.
© Copyright 2022 - sidikkasus.com