Breaking News

UKM Kreasi Unma Banten Klarifikasi Dengan Menjungjung Tinggi Budaya Musyawarah Menyelesaikan Konflik Organisasi

SIDIKKASUS.COM-Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kreasi UNMA Banten mengeluarkan pernyataan resmi sebagai bentuk apresiasi terhadap proses penyelesaian masalah melalui musyawarah yang telah dilakukan bersama pihak Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Ekom UNMA Banten.

Dalam pernyataannya, UKM Kreasi menekankan pentingnya kesadaran yang bijak, dewasa, dan demokratis dalam menyikapi persoalan organisasi di lingkungan kampus. “Hormat dari kami UKM Kreasi UNMA untuk mengapresiasi sebuah kesadaran secara bijak, dewasa, dan demokratis—yakni hasil dari musyawarah yang dijadikan jalan penyelesaian masalah hingga berujung pada pernyataan hukum yang disepakati bersama,” tulis Ketua Umum UKM Kreasi, Ruli.

Namun UKM Kreasi juga menyampaikan tentang perkembangan isu di luar konteks kesepakatan tersebut, yang menurut mereka telah melahirkan berbagai citra dan keterangan yang tidak sesuai dengan hasil musyawarah maupun kenyataan di lapangan.

“Namun demikian, kami bertanya-tanya mengapa isu ini berkembang di luar konteks kesepakatan tersebut, bahkan melahirkan berbagai citra dan keterangan yang tidak sesuai dengan hasil musyawarah maupun kenyataan di lapangan,” lanjut pernyataan itu. Pihak UKM Kreasi mengekstraksi apakah terdapat pihak lain atau oknum tertentu yang sengaja ingin memanfaatkan situasi ini untuk menggiring opini secara sepihak dan konflik terbentuk. Isu ini dinilai sangat rentan dijadikan alat hasutan, bahkan datang dari pihak internal sendiri.

"Kebudayaan masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi musyawarah mufakat tak lagi menjadi acuan kebersamaan. Kini, banyak yang lebih memilih jalur individualistik, memenangkan ego, dan menafikan kepentingan kolektif. Dalam situasi seperti ini, ruang-ruang musyawarah justru dikaburkan oleh opini pembohong yang dibentuk di luar forum resmi dan prosedural," tegas Ruli.
UKM Kreasi pun mengajukan pertanyaan reflektif kepada seluruh pihak: Apakah kita mulai kehilangan kepercayaan terhadap proses musyawarah sebagai alat pemersatu? Apakah hasil mufakat tidak lagi dianggap sebagai keputusan bersama yang mengikat? Ruli menambahkan, “Ketika isu yang telah selesai dibuka kembali tanpa dasar, maka yang tumbuh bukanlah penyelesaian, melainkan prasangka, provokasi, dan polarisasi internal yang merugikan".

Berawal dari Temuan pada 19 Mei 2025 UKM Kreasi menjelaskan bahwa polemik ini bermula dari temuan pada 19 Mei 2025, mengenai penggunaan fasilitas kampus oleh organisasi eksternal, LMND Ekom UNMA Banten, tanpa adanya pemberitahuan resmi. Pihak UKM Kreasi kemudian melakukan klarifikasi dan berharap adanya kelengkapan administrasi sesuai dengan aturan kampus. “Namun, tanggapan pihak terkait tidak menjawab substansi perizinan dan justru menyeret narasi perjuangan yang tidak relevan,” tulis UKM Kreasi.

Meski demikian, UKM Kreasi tetap berkomitmen untuk menyelesaikan persoalan tersebut melalui jalur administratif yang resmi, yakni dengan menyepakati berita acara. Forum musyawarah diadakan, dan berita acara kesepakatan ditandatangani oleh kedua belah pihak sebagai bentuk komitmen bersama untuk menjaga tata kelola organisasi yang sehat. Tanggapan atas Narasi yang Menyesatkan UKM Kreasi juga menyampaikan kekecewaannya terhadap pihak yang menyebarkan narasi tidak benar. Dalam pernyataan tersebut, mereka menyoroti tindakan salah satu anggota LMND, saudara Saepul, yang dianggap membangun klaim yang tidak sesuai kenyataan. “Perlu kami tambahkan pula bahwa pelapor yang membangun narasi tidak benar adalah kawan kita dari LMND, saudara Saepul. Pada saat forum musyawarah, beliau secara jelas menyatakan "Saya tidak merasa dilukai dan kita bereskan dengan musyawarah", Pernyataan ini disaksikan langsung oleh beberapa anggota LMND, UKM Kreasi, (HIMASI). Lalu mengapa kemudian beliau mengeluarkan penjelasan seolah-olah dirinya dikeroyok?” ungkap Ruli.

Narasi yang disebarkan melalui media sosial oleh pihak LMND dinilai tidak mencerminkan semangat perjuangan yang seharusnya menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan. Tuduhan pengeroyokan dan intimidasi disebut tidak berdasar dan tidak sesuai dengan fakta. “Kesepakatan yang diciptakan bukanlah bentuk tekanan, melainkan hasil dari proses komunikasi terbuka dan bertanggung jawab,” tegas pernyataan tersebut.

UKM Kreasi kembali menegaskan identitasnya sebagai UKM kesenian yang menjunjung nilai-nilai perdamaian. “Kami Bukan UKM Preman” "Kami tegaskan, UKM Kreasi bukan UKM preman. Kami adalah UKM kesenian yang menjunjung tinggi nilai-nilai kelembutan hati, toleransi, dan penyelesaian masalah melalui jalan damai. Kesenian mengajarkan kami tentang kehalusan budi, bukan ledakan emosi," tulis Ruli.

Di akhir pernyataannya, UKM Kreasi mengajak seluruh elemen mahasiswa dan masyarakat untuk menahan diri dari provokasi dan menjadikan forum resmi sebagai satu-satunya ruang penyelesaian masalah. “Perbedaan seharusnya dikelola, bukan diledakkan menjadi konflik berkepanjangan.”
© Copyright 2022 - sidikkasus.com