Sidik Kasus - Maros — SulSel - Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Maros menggelar diskusi mitigasi kebencanaan di kawasan wisata alam.
Kegiatan ini dipimpin Ketua GenPI Maros, Andriawan, dengan menghadirkan narasumber tokoh pariwisata Agam Rinjani dan Kabiro SDM Kementerian Kehutanan RI, Dedy Asriady, yang juga mantan Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani. Senin malam (11/8/2025) di Warkop Bija Space.
Diskusi membahas pentingnya kesiapan wisatawan dan pengelola dalam menghadapi potensi bencana di destinasi wisata alam, khususnya di Maros yang memiliki banyak air terjun dan objek wisata rawan bencana. Para narasumber mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan kegiatan berwisata tanpa memahami kondisi alam.
"Kegiatan seperti ini memerlukan pengetahuan, pengalaman, dan pemahaman manajemen penyelamatan (rescue). Dengan begitu, ketika terjadi sesuatu di lokasi, kita sudah waspada dan memperhatikan faktor cuaca serta kondisi sekitar," ujar Agam Rinjani.
Senada, Dedy Asriady menekankan bahwa setiap insiden di gunung maupun air terjun harus menjadi pembelajaran bersama. Ia mendorong pemerintah daerah untuk mengidentifikasi titik-titik rawan bencana dan memasang papan peringatan di kawasan wisata, serta memastikan adanya pengawasan dan kewaspadaan dini dari petugas.
Ketua GenPI Maros, Andriawan, menambahkan bahwa pemerintah daerah juga perlu membuka ruang dialog dengan organisasi penggerak pariwisata dan komunitas lingkungan. “Masukan dari komunitas harus ditampung dan dibahas bersama untuk mencari solusi. Peran mereka strategis dalam mendorong pengelolaan wisata sekaligus perputaran ekonomi,” ungkapnya.
Sebagai tindak lanjut, hasil diskusi ini akan dibawa ke Ruang Rapat Dengar Pendapat (RDP) sebagai catatan atensi. Tujuannya adalah untuk menggodok peraturan daerah terkait pengelolaan, pengawasan, dan mitigasi bencana di wisata alam bebas. Salah satu usulan konkretnya adalah pendataan titik wisata berpotensi kecelakaan dan penyediaan perlengkapan keselamatan seperti pelampung atau life jacket di lokasi rawan.
"Kita ingin wisatawan tetap merasa aman sekaligus menikmati keindahan alam Maros. Budaya keselamatan harus menjadi bagian dari pengalaman wisata," tutup Andriawan.
Social Header