Sidik Kasus - Maros - SulSel - Badan Pengurus UNESCO Global Geopark (UGGp) Maros-Pangkep menggelar rapat koordinasi untuk membahas berbagai persiapan menuju Revalidasi UNESCO yang dijadwalkan berlangsung pada tahun 2026.
Rapat ini merupakan langkah awal untuk memastikan Geopark Maros-Pangkep tetap memenuhi standar dan kriteria sebagai bagian dari jaringan Global Geopark UNESCO.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh General Manager Geopark Maros-Pangkep, Dedy Irfan, dan diterima oleh Wakil Bupati Maros, Andi Muetazim Mansyur, yang juga menjabat sebagai Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Revalidasi Kabupaten Maros. (6/8/2025)
Revalidasi UNESCO Global Geopark sendiri merupakan proses evaluasi yang dilakukan setiap empat tahun sekali oleh UNESCO terhadap status geopark dunia. Tujuannya untuk memastikan bahwa kawasan tersebut masih menjalankan fungsi utamanya dalam konservasi warisan geologi, edukasi masyarakat, serta pengembangan ekonomi lokal berbasis pariwisata berkelanjutan.
Dalam kesempatan tersebut, Dedy Irfan menekankan pentingnya keterlibatan seluruh pihak dalam menghadapi proses revalidasi ini.
“Kami berkomitmen agar persiapan Revalidasi ini bisa terus berkembang dari tahun sebelumnya. Namun, untuk saat ini kita fokus terlebih dahulu mempelajari skemanya, lalu menyusun langkah konkret ke depan,” ujarnya.
Agenda rapat membahas sejumlah poin penting, termasuk teknis kedatangan tim asesor UNESCO, kesiapan dokumen pendukung, serta strategi penguatan kapasitas site Geopark yang tersebar di wilayah Maros dan Pangkep.
Sementara itu, Wakil Bupati Maros Andi Muetazim Mansyur menyampaikan bahwa saat ini Pemerintah Daerah telah menerima surat dukungan resmi dari Gubernur Sulawesi Selatan terkait proses revalidasi tersebut. Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah daerah dan pengelola Geopark dalam memperkuat posisi Maros-Pangkep di kancah geopark dunia.
“Kami telah menerima surat dukungan dari Gubernur, dan pada bulan Januari 2026 nanti, kita sudah harus menyiapkan serta mengirimkan dokumen-dokumen penting ke UNESCO. Untuk itu, saat ini kami tengah menyusun format isian sambil melakukan kajian awal,” katanya.
Andi Muetazim juga menambahkan bahwa pihaknya tengah mengidentifikasi titik-titik site yang perlu diperbaharui atau bahkan ditambahkan sebagai bagian dari penilaian revalidasi.
“Tugas kami adalah menentukan di mana titik lokasi site yang akan didata ulang. Mungkin ada site baru yang akan ditambahkan. Oleh karena itu, saya sebagai ketua Pokja tetap meminta arahan kepada Pengelola Geopark agar terus membantu daerah kami,” tuturnya.
Ia menegaskan, seluruh elemen masyarakat dan pemangku kepentingan harus bergerak bersama-sama dalam mempersiapkan proses ini, agar hasil evaluasi dari UNESCO nantinya dapat membawa dampak positif, baik dari sisi konservasi alam maupun pengembangan ekonomi masyarakat lokal.
Social Header